Cara Memilih Jurusan S2 yang Tepat

Cara Memilih Jurusan S2 yang Tepat

Melanjutkan studi ke jenjang master adalah hal yang memerlukan pertimbangan secara matang. Apalagi ketika kamu sudah mendapatkan pekerjaan yang nyaman. Meski demikian, keinginnanmu untuk tetap melanjutkan S2 juga jangan pernah dikubur dalam-dalam.



Pandji Pragiwaksono pernah mengatakan bahwa “Ketika kamu mengubur mimpimu dalam-dalam, dia hanya akan terpendam dan tidak akan mati. Suatu saat mimpi itu akan terbangun dalam bentuk penyesalan”. Oleh karena itu, jangan pernah mencoba untuk memendam mimpi.


Nah, untuk melanjutkan S2 juga perlu beberapa pertimbangan agar nantinya kamu bisa konsisten untuk menyelesaikannya. Ginicaranya akan memberikan beberapa framework pengambilan keputusan yang biasanya selalu dipakai untuk banyak hal. Mungkin ini membantu untuk kamu yang mau melanjutkan kuliah karena jurusan yang ‘tepat‘ ini akan berbeda untuk masing-masing individu.


Analisis SWOT (strength weakness opportunity threats)


Untuk mengambil keputusan apapun, selalu ada dua hal yang akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan kamu, antaralain:

  • Faktor internal (strength & weakness) yang kurang lebih bisa kamu kendalikan dan atur sendiri
  • Faktor eksternal (opportunities & threats) yang kemungkinan besar tidak bisa kamu kendalikan terjadi di sekitarmu


Kedua hal ini dan keempat komponen yang ada di dalamnya harus diseimbangkan. Ada orang yang hanya melihat opportunities (kesempatan) saja tanpa melihat kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan tidak melihat tantangan (threats) lainnya jadinya mungkin akan seperti ini: Kuliah S2 di jurusan x katanya bisa gampang dapat kerja. Padahal kamu tidak suka dengan bidang tersebut (dan juga tidak punya resolusi untuk belajar menyukai bidang tersebut) lalu juga tidak melakukan riset terhadap tantangan kerja lulusan jurusan tersebut yang ternyata masih harus mengambil berbagai sertifikasi mahal atau kecakapan pendukung lainnya supaya gampang dapat kerja.


Ataupun sebaliknya ada yang terlalu fokus melihat ke diri sendiri, pokoknya passion saya adalah bidang ini, pokoknya tidak bisa diganggu gugat. Setelah dilihat ulang, kesempatan kerja setelah lulus dan tanggungan ekonomi keluarga kamu belum dipikirkan sama sekali padahal ini masalah cukup besar untuk kamu dan keluargamu yang akan membiayai studi. Analisis ini bisa dilakukan untuk memberikan pandangan secara menyeluruh apakah kamu punya segalanya yang dibutuhkan untuk mengambil jurusan sesuai passion/kondisimu sekarang (di dalamnya bisa saja kondisi ekonomi dan kondisi psikis), apakah pengorbanan dan kerja keras yang akan kamu lakukan bisa mengarah ke tujuan.


Semakin konkret pemahamanmu tentang apa yang ingin kamu lakukan (dalam contoh ini S2) dan apa saja yang bisa kamu lakukan, maka akan semakin gampang untukmu mengambil keputusan tepat, sesuai dengan kondisi dan pemahamanmu saat itu. Apakah kamu akan menyesal dengan keputusan kamu S2 di kemudian hari? Mungkin, tetapi dengan perencanaan dan pemikiran yang matang kamu lebih tidak mudah kecewa karena sudah tahu bahwa keputusan yang diambil itu sudah dipertimbangkan baik-baik dengan pemahaman kamu yang terbatas waktu itu.


Analisis Cost & Benefit



Setelah tahu medan seperti apa yang harus dihadapi dan bekal apa saja yang sudah dimiliki (bekal keahlian, bekal dana, bekal dukungan lingkungan) lewat analisis SWOT sebelumnya, kamu mungkin sudah memiliki daftar jurusan apa saja yang mau diambil dan di mana. Di titik ini mungkin kamu sudah mendaftar semua jurusan tersebut atau masih mau mengerucutkan lagi jurusan yang mau didaftar.


Untuk melihat mana yang harus diprioritaskan, saya melihat dari sisi cost & benefit dari setiap opsi yang ada. Jurusan x di universitas y misalnya, saya harus berhutang untuk membiayai studi tetapi benefitnya paling tinggi, apakah risiko ini mau saya bayar? Jurusan z paling sesuai dengan minat dan bakat saya tetapi potensi kerja pasca kelulusan minim sekali, apakah saya mau mengambil risiko untuk kesenangan saya akan bidang ini? kamu bisa mengurutkan daftar baik dari biaya yang bisa kamu bayar ataupun dengan benefit. Mana yang sebaiknya kamu ambil? Terserah sesuai dengan iman dan keyakinan masing-masing mana risiko yang mau ditanggung. Tujuan akhir dari semua analisis ini adalah mengambil keputusan dengan bertanggung jawab di mana kamu terinformasi apa saja risiko yang harus ditanggung dari arah yang bisa diambil.


Berikut adalah beberapa hal lainnya yang perlu dipahami dari metode ini:


Pertama, pengetahuan dalam pengambilan keputusan akan selalu dibatasi oleh pengetahuan kamu sendiri. Pengetahuan tentang jurusan yang akan kamu ambil, opsi-opsi pembiayaan, potensi penghasilan dan seterusnya. Pengetahuan tentang diri kamu sendiri juga berpengaruh besar di pengambilan keputusan. Semakin kamu paham tentang diri kamu (passion, nilai-nilai moral, kemampuan) maka semakin besar kemungkinan keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat.


Kedua, saya ulang lagi kalau metode ini tidak membuat kamu 100% mengambil keputusan dengan tepat. Salah satu aspek yang saya sukai adalah saya tahu semua risiko yang mungkin terjadi jika saya gagal studi, jika ternyata program kuliahnya tidak relevan, jika ternyata susah untuk balik modal sehingga bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi risiko terburuk. Saya sendiri melihat pendidikan sebagai investasi sehingga saya persiapkan dan buat kalkulasinya dari sisi moral dan material supaya nggak akan rugi-rugi banget kalau ada yang tidak sesuai rencana.


Ketiga, Jika keputusan kamu salah (atau kurang sesuai harapan) karena pengetahuan kamu ketika membuat analisis kurang lengkap (ini wajar jika lingkungan dan keluarga kamu tidak ada yang pernah mengambil S2 atau bahkan tidak pernah kuliah), jangan berkecil hati dan jangan menyalahkan diri sendiri karena hal yang kamu belum tahu. Rayakanlah kalau pengetahuan kamu sudah lebih banyak sekarang dan bisa digunakan untuk memandu diri kamu di masa depan dan orang-orang di sekitar kamu untuk bisa mengambil keputusan lebih baik di masa depan.


Terakhir, analisis pengambilan keputusan ini bisa tidak ada habisnya, buatlah tenggat waktu kapan kamu harus selesai mengumpulkan informasi, mengkategorikan dan menganalisis, lalu mengambil keputusan. Penyesalan terbesar itu katanya bukan karena mengambil keputusan yang salah melainkan karena tidak pernah mengambil keputusan sama sekali dan saya mengamini pernyataan ini.


Apakah ini keputusan yang tepat? Saya pergi ke jurusan yang tepat, universitas yang tepat, dan negara yang tepat? Untuk saya iya, saya bisa bilang kalau ini salah satu keputusan terbaik yang saya ambil dalam hidup saya yang bisa saya pertanggungjawabkan dan banggakan.


Semoga membantu


Sumber: https://id.quora.com/Bagaimana-cara-memilih-jurusan-S2-yang-tepat/answer/Radita-Liem