Cara Memulai Investasi di Reksa dana tahun 2021
investasi reksadanaInstrumen investasi kian hari semakin banyak jenisnya. Mulai dari obligasi, deposito, saham, emas, kripto ataupun reksa dana. Semua jenis investasi memiliki tingkat return dan resikonya masing-masing. Tentu, mengenal setiap jenis instrumen investasi adalah hal yang perlu dilakukan sebelum menentukan pilihan mana yang akan kita ambil. Dengan mengenal setiap jenis investasi, kita bisa menyesuaikan tingkat resiko, serta tujuan investasi kita sehingga uang yang kita investasikan bisa optimal. Ginicaranya akan membahas tentang Reksa dana, serta bagaimana cara untuk berinvestasi di instrumen tersebut.
Apa itu Reksa Dana?
Tak kenal maka tak sayang, sebelum mengetahui bagaimana cara berinvestasi di reksa dana alangkah lebih baiknya anda mengenal terlebih dahulu tentang instrumen investasi ini. Reksa Dana merupakan merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka (Sumber: BEI). Singkatnya, di Reksa dana kita akan dibantu oleh seorang manajer investasi yang sudah ahli dibidang investasi untuk mengelola dana yang dihimpun oleh beberapa nasabah yang kemudian mereka investasikan ke bebrapa instrumen. Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Jenis-jenis Reksa dana
Reksa dana memiliki beberapa jenis yang dikelompokan berdasarkan instrumen investasi yang dipilih oleh nasabah dan manajer investasi serta tingkat resiko yang berbeda juga. Saat ini, terdapat 4 jenis reksa dana yang bisa menjadi pilihan Anda untuk menginvestasikan uang di instrumen yang relatif aman ini. Berikut jenis reksa dana yang bisa anda pilih:
Reksa Dana Pasar Uang (RDPU), merupakan reksa dana yang dimana seluruh uang ditempatkan di deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan juga di obligasi. Reksa dana ini memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun. RDPU adalah jenis reksadana dengan risiko paling rendah, begitupula dengan rata-rata return yang didapatkan cukup rendah dibanding yang lainnya (4-7% pertahun). RDPU sangat cocok untuk anda yang memiliki tujuan investasi jangka pendek.
Reksa Dana Pendapatan Tetap, adalah reksa dana di mana dana dialokasikan ke obligasi minimal 80% serta sisanya akan dialihkan ke instrumen pasar uang, sehingga pergerakannya cenderung lebih stabil. Reksa dana pendapatan tetap memiliki rata-rata return yang bisa mencapai lebih dari 10% per tahunnya.
Reksa Dana Saham, adalah reksa dana yang seluruh dananya dialokasikan ke instrumen saham. Tingkat risiko reksa dana saham adalah yang paling tinggi dibanding jenis reksa dana lainnya, begitu pula potensi returnnya yang cukup tinggi. Reksa dana saham cocok untuk anda yang ingin berinvestasi di instrumen saham namun belum memiliki kemampuan untuk menganalisis saham secara teknikal maupun fundamental. Tentu saja, reksa dana saham adalah jenis investasi jangka panjang karena saham sendiri memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.
Reksa Dana Campuran, merupakan reksa dana yang dananya akan dibagi ke beberapa sektor seperti saham, obligasi dan pasar uang. Memiliki tingkat resiko menengah, reksa dana ini dapat memberikan return yang cukup tinggi seperti reksa dana saham. Jika anda memiliki tujuan investasi jangka menengah (3-5 tahun), reksa dana campuran adalah salah satu opsi yang cukup realistis.
Istilah yang ada dalam Reksa Dana
Berikut ini adalah beberapa istilah reksa dana yang perlu ada ketahui guna mengenal dan menilai sebuah produk reksa dana:
Nilai Aktiva Bersih (NAB), adalah jumlah dana yang dikelola dalam suatu reksa dana, dan biasa juga disebut asset under management. Dana yang dikelola mencakup kas, deposito, saham, dan obligasi.
Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (UP), merupakan harga satuan unit reksa dana. Transaksi dilakukan berdasarkan nilai atau harga dari reksadana tersebut.
Subscription Fee, adalah biaya untuk membeli reksa dana. Besaran biaya subscription biasanya antara 0% hingga 5%
Redemption Fee, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjual atau mencairkan reksa dana kita yang besarannya juga antara 0% hingga 5%.
Prospektus, adalah profil perusahaan dan laporan keuangan tahunannya sebagai gambaran dari produk reksa dana tersebut. Ini biasanya sebagai acuan untuk menentukan produk reksa dana jenis apa yang akan kita pilih.
Transaksi Switching, yaitu transaksi yang disebabkan karena adanya pengalihan dari satu reksadana ke reksadana lain.
Bank Kustodian, adalah Bank atau Lembaga keuangan yang telah mendapat persetujuan OJK untuk melakukan pengawasan dan menyimpan aset reksadana.
Kontrak Investasi Kolektif, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian.
Bagaimana Cara Memulai Investasi di Reksa Dana?
Baiklah, kita mulai di bagian cara untuk memulai investasi di Reksa dana. Tentunya, anda sudah terlebih dahulu menentukan tujuan investasi pribadi serta jenis reksa dana apa yang akan anda pilih. Setelah itu, anda bisa melakukan beberapa langkah berikut:
- Pilihlah sekuritas reksa dana. Ada banyak platform sekuritas yang bisa anda pilih. Beberapa contoh yang populer adalah bareksa, bibit, ajaib, dan masih banyak yang lainnya. Pilihlah sekuritas yang resmi dan terdaftar di OJK untuk keamanan uang anda.
- Membeli produk reksa dana. Setelah anda mempunyai rekening dana investasi di salah satu sekuritas yang anda pilih, anda masih harus memilih jenis produk reksa dana. Setiap produk reksa dana memiliki portofolio yang bermacam-macam. Anda bisa melihat dan menilai sendiri sebuah produk reksa dana berdasarkan rating dan istilah reksa dana yang sudah kami jelaskan sebelumnya.
- Rutin menabung. Investasi di Reksa dana tidak beda jauh dengan jenis instrumen lain, prinsipnya sama saja dengan menabung. Meski begitu, anda tetap harus rajin untuk melihat performa produk reksa dana yang anda pilih untuk evaluasi.